WELCOME

HALLO... ENJOY THE DAY ^^ ENJOY THE MEDICAL with Katolik Comunity n_n

Wednesday, September 5, 2012

trauma tumpul okuli


Penggunaan antibiotik pada trauma tumpul okuli


 Penggunaan antibiotik pada trauma tumpul okuli 
ABSTRAK
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan dapat juga sebagai kasus polisi. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata. Trauma tumpul yang mengenai mata dapat mengakibatkan terjadinya abrasi retina. Jika terjadi abrasi retina akibat trauma tumpul mata, maka dapat terjadi infeksi pada mata sehingga diperlukan pemberian antibiotik. Pada pasien ini telah terjadi abrasi retina sehingga diperlukan antibiotik 
Kata kunci : trauma tumpul okuli, penatalaksanaan

 KASUS
Pasien laki-laki 33 tahun mengeluhkan mata sebelah kanan merah sejak 1 hari yang lalu. Disertai sedikit rasa nyeri, adanya gangguan penglihatan berupa bayang-bayang warna putih dan sedikit kabur, sebelumnya pandangan gelap dan terlihat hitam semua. Sebelumnya mata kanan pasien terkena kock saat bermain bulutangkis. Pasien tidak mengeluhkan rasa gatal, mata berair (-), belekan (-), pusing (-). Pasien menyangkal adanya riwayat sakit mata sebelumnya. Pasien juga tidak pernah menderita sakit serupa. Konjungtiva dekstra (palpebra, bulbi & fornik): hiperemis (+), injeksi siliar (+), injeksi konjungtiva (+), benjolan (-),Pupil dekstra: isokor, reflek cahaya menurun, diameter 4 mm. Pupil sinistra: isokor, reflek cahaya (+), diameter 2 mm.

DIAGNOSIS
Trauma tumpul okuli (kornea)     


TERAPI
Pada pasien ini diberikan albuvit (antibiotik) yang diteteskan 2 tetes 3 kali sehari dan cendotropine (midriatikum) 2 tetes 3 kali sehari.
Pada pasien ini diberikan natrium-sulfasetamida 10% (antibiotik) yang diteteskan 2 tetes 3 kali sehari dan atropina-sulfat 5mg/ml(midriatikum) 2 tetes 3 kali sehari.


DISKUSI
Pada kasus ini terjadi trauma tumpul okuli pada laki-laki 33 tahun yang datang dengan keluhan mata sebelah kanan merah sejak 1 hari yang lalu. Disertai sedikit rasa nyeri, adanya gangguan penglihatan berupa bayang-bayang warna putih dan sedikit kabur, sebelumnya pandangan gelap dan terlihat hitam semua.

 Sebelumnya mata kanan pasien terkena kock saat bermain bulutangkis. Suatu benturan tumpul bisa mendorong mata ke belakang sehingga kemungkinan merusak struktur pada permukaan (kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea dan lensa) dan struktur mata bagian belakang (retina dan persarafan). Karena palpebra merupakan pelindung bola mata maka saat terjadi trauma akan melakukan reefleks menutup. Hal ini akan menyebabkan terjadinya hematoma palpebra.  Hematoma ini terjadi karena keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak pada trauma tersebut. Trauma tumpul kornea dapat menyebabkan abrasi kornea. 

Abrasi Kornea adalah keadaan dimana epitel dari kornea terlepas yang bisa diakibatkan oleh trauma tumpul, trauma tajam dan trauma kimia dan juga benda asing subtarsal. 

Abrasi kornea bisa berulang dan menyebabkan rasa sakit yang hebat, dimana abrasi kornea merupakan suatu kegawatdaruratan pada mata yang bisa menyebabkan ulserasi dan oedema kornea yang akan menganggu visus. 

Diagnosis bisa ditunjang dengan uji flourosensi dimana akan terlihat warna hijau bila terjadi kerusakan pada epitel kornea. Abrasi dapat terjadi pada berbagai lapisan, bila terjadi pada epitel akah sembuh dalam waktu 1-2 hari, sedangkan bila kerusakan sudah mencapai stroma akan terdapat jaringan parut permanen yang mengganggu visus. 

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah pemberian antibiotik topikal dan midriatikum untuk merelaksasi iris dan mengurangi rasa sakit. Pastikan juga tidak terdapat benda asing yang dapat menganggu proses penyembuhan. 

Masa penyembuhan tergantung pada luasnya kerusakan, dan juga adakah infeksi, benda asing dan mata kering yang bisa menyebabkan kegagalan terapi. 

Mata kemudian di tutup dengan penutup yang membuat pasien merasa lebih nyaman, tetapi tidak disarankan pada anak-anak karena dengan mudah dapat membuka penutupnya. 

Pada pasien anak dan abrasi yang lebih dari 30% dari permukaan kornea harus di konsultasikan kepada dokter spesialis mata.

No comments:

Post a Comment